Stres rentan dialami oleh setiap orang.
Banyak hal dapat memicu timbulnya stres, antara lain tekanan pekerjaan yang
menumpuk, putus cinta, macet, dan berbagai permasalahan hidup lainnya. Apabila
tidak segera diatasi, maka stress berdampak pada kualitas hidup seseorang. Pekerjaan
terganggu dan tidak produktif, menimbulkan penyakit baru, dan mengganggu
hubungan dengan orang-orang di sekitar kita.
Stres dapat dikurangi dengan beberapa
cara. Langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk membantu mengurangi stress. Yuk, disimak tips berikut
untuk menghilangkan stress.
1. Redakan
Sumber Stres
Stres timbul akibat sesuatu yang
tidak sesuai dengan harapan ataupun target yang kita rencanakan. Misalkan saja omzet
penjualan online kita tidak sesuai dengan hitungan yang direncanakan, tenggat
penulisan skripsi yang lewat deadline,
tekanan pekerjaan yang menumpuk, atau pun gagal memperoleh prestasi.
Agar hasil sesuai dengan harapan
dan target kita, maka kita harus membuat perencanaan yang baik. Perencanaan
menyeluruh harus dilakukan, menghitung kelebihan dan kekurangan kita, berapa
biaya yang kita keluarkan, usaha dan peluang apa saja yang dapat kita
maksimalkan. Dengan demikian kita siap ketika menghadapi segala sesuatu di depan
kita. Persiapan yang matang tentu dapat meredakan stress karena segala sesuatu
telah dipersiapkan dengan baik.
Kalaupun nanti belum berhasil, maka
kita tidak kecewa karena tahu bahwa kita telah melakukan usaha semaksimal
mungkin untuk meraih tujuan. Kita dengan lapang dada menerima kegagalan, dan
berusaha lagi di lain kesempatan dengan usaha semaksimal mungkin.
Sudah menjadi kodrat perempuan untuk menjadi seorang istri dan menjadi
seorang ibu. Perempuan dituntut mampu melakukan multitasking. Pekerjaan
dilakukan dengan sebaik-baiknya agar peran yang dimiliki berjalan dengan lancar
dan tidak keteteran.
Sebagai istri, tentu kewajibannya terhadap suami tidak boleh
ditinggalkan. Perempuan menjadi sosok penting sebagai mitra suami dalam
menjalani rumah tangga hingga muncullah jargon di balik kesuksesan suami, ada
sosok istri hebat di belakangnya.
Sebagai ibu, perempuan merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Pengetahuan, sikap, dan tumbuh kembang anak bergantung dari sikap ibu. Tentu
tidak mudah mewujudkan hal tersebut. Ibu mengarahkan, melimpahkan kasih sayang,
dan mendidik anak-anaknya sesuai karakter anak masing-masing.
Dan sebagai perempuan, dirinya mampu menjadi pribadi yang berdaya dengan
kemampuan yang dimilikinya. Dengan cara memaksimalkan sumber daya yang
dimilikinya. Mampu mandiri secara finansial dan merdeka untuk menyuarakan
kehendaknya.
Itulah yang saya rasakan ketika awal menikah. Saya bercita-cita menjadi
ibu rumah tangga yang mandiri tanpa harus meninggalkan rumah. Dengan demikian,
saya dapat mengurus rumah tangga, menjadi ibu dan bekerja di rumah. Pada
awalnya, memang terasa berat untuk menyelaraskan tugas dan kewajiban sebagai
istri, ibu, dan perempuan mandiri. Namun, lambat laun semua berjalan dengan
lancar.
Sebagai perempuan dengan multi peran, saya melakukan skala prioritas. Manakah
pekerjaan penting dan harus didahulukan.
Ketika anak saya masih balita, kebanyakan perhatian banyak terarah kepada anak,
baru kepada suami, dan terakhir pada pekerjaan. Namun, ketika anak saya sudah
belajar di sekolah, waktu untuk
menjaganya mulai berkurang. Walaupun tetap dalam pengawasan, tetapi waktu luang
untuk selalu bersamanya menjadi hilang. Waktu kosong inilah yang saya gunakan
untuk sedikit demi sedikit fokus dengan pekerjaan.
Covid-19 mulai masuk di Indonesia pada bulan Maret 2020. Setelah sebelumnya di akhir Desember 2019, wabah ini meledak di Wuhan, China. Secara pasti, wabah ini menyebar ke seluruh belahan dunia. Kelima benua, mulai dari Eropa, Asia, Australia, Afrika dan Amerika mulai terjangkit wabah ini. Banyak korban jiwa terinfeksi dan tidak sedikit yang meninggal dunia. Secara keseluruhan, wabah ini menghajar semua sendi kehidupan manusia. Mulai dari kesehatan hingga ekonomi.
Rumah sakit banyak menampung pasien Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang dalam Pemantauan (ODP). Sedangkan ada juga Orang Tanpa Gejala (OTG) di tengah-tengah masyarakat. Sedihnya, ada juga dari pasien tersebut yang meninggal dunia.
Dari segi ekonomi, banyak masyarakat kehilangan sumber pendapatan. Banyak pegawai dan juga buruh yang dirumahkan seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi wabah ini. Salah satu solusi yang dilakukan adalah Work from Home (WFH). Solusi paling jitu agar Covid-19 tidak menyebar yaitu dengan cara menjauhkan diri dari kerumunan. WFH diharapkan menghentikan pergerakan massa, sebab manusia sebagai carrier virus tersebut dituntut untuk tidak berdekatan. Namun ketika WFH diterapkan, timbul masalah baru. Banyak masyarakat Indonesia yang terancam kehilangan sumber penghasilannya.
Seiring berjalannya waktu, tuntutan pemenuhan kebutuhan juga harus terpenuhi. Antara lain pemenuhan kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya seperti listri dan biaya sekolah juga harus terpenuhi. Semua memerlukan pendapatan untuk memenuhinya.
Untuk itu, kita dituntut berpikir logis dan kreatif untuk menghadapi pandemi ini. Setelah dicermati, tidak semua sektor mengalami penurunan drastis. Ada beberapa sektor kesehatan dan ekonomi yang berpeluang untuk menjadi sumber pendapatan. Antara lain sektor kesehatan, literasi, kuliner, pertanian, peternakan dan teknologi.
Perkenalkan nama saya Dian Hardiana
Hendrawan. Seorang ibu rumah tangga, yang belajar literasi dan menulis untuk
berbagi ilmu dan manfaat. Banyak hal dan ide yang ingin saya tulis dalam blog.
Blog adalah tempat menyalurkan idealis diri. Menuliskan segala pemikiran,
kenangan, review, curhat ataupun motivasi.
Saya mengikuti kelas menulis untuk
mengasah kemampuan. Diantaranya : KMO, Indscripts Community, Joeragan Artikel
dan beberapa kelas yang lain. Dan ilmu yang saya dapat dari berbagai kelas
tersebut menambah wawasan saya. Mulai dari novel, non fiksi ataupun
artikel.