Covid-19 mulai masuk di Indonesia pada bulan Maret 2020. Setelah sebelumnya di akhir Desember 2019, wabah ini meledak di Wuhan, China. Secara pasti, wabah ini menyebar ke seluruh belahan dunia. Kelima benua, mulai dari Eropa, Asia, Australia, Afrika dan Amerika mulai terjangkit wabah ini. Banyak korban jiwa terinfeksi dan tidak sedikit yang meninggal dunia. Secara keseluruhan, wabah ini menghajar semua sendi kehidupan manusia. Mulai dari kesehatan hingga ekonomi.
Rumah sakit banyak menampung pasien Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang dalam Pemantauan (ODP). Sedangkan ada juga Orang Tanpa Gejala (OTG) di tengah-tengah masyarakat. Sedihnya, ada juga dari pasien tersebut yang meninggal dunia.
Dari segi ekonomi, banyak masyarakat kehilangan sumber pendapatan. Banyak pegawai dan juga buruh yang dirumahkan seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi wabah ini. Salah satu solusi yang dilakukan adalah Work from Home (WFH). Solusi paling jitu agar Covid-19 tidak menyebar yaitu dengan cara menjauhkan diri dari kerumunan. WFH diharapkan menghentikan pergerakan massa, sebab manusia sebagai carrier virus tersebut dituntut untuk tidak berdekatan. Namun ketika WFH diterapkan, timbul masalah baru. Banyak masyarakat Indonesia yang terancam kehilangan sumber penghasilannya.
Seiring berjalannya waktu, tuntutan pemenuhan kebutuhan juga harus terpenuhi. Antara lain pemenuhan kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya seperti listri dan biaya sekolah juga harus terpenuhi. Semua memerlukan pendapatan untuk memenuhinya.
Untuk itu, kita dituntut berpikir logis dan kreatif untuk menghadapi pandemi ini. Setelah dicermati, tidak semua sektor mengalami penurunan drastis. Ada beberapa sektor kesehatan dan ekonomi yang berpeluang untuk menjadi sumber pendapatan. Antara lain sektor kesehatan, literasi, kuliner, pertanian, peternakan dan teknologi.